Family
Tipe Murid Sekolah Dari Era ke Era

2 May 2016


Foto: Fotosearch

Tak hanya harus jadi guru digital, guru sekarang harus siap jadi ‘hotline’ 24 jam para orang tua, sekaligus tempat curhat anak.- Hasimah M.Pd. praktisi pendidikan dan Kepala Sekolah SDN 01 Menteng.

Dekade berganti dengan cepatnya. Anak-anak ‘native generation’ yang sudah ‘terpapar’ teknologi dari bayi ini sungguh tak bisa disamakan dengan zaman kita dulu. Teknologi komunikasi tak hanya membuat perubahan pada mereka, tapi juga gaya komunikasi antara orang tua dan guru di sekolah.

1950-an
Murid sangat takut dan patuh banget pada guru. Guru sangat disiplin dan galak. Kalau saat ditanya guru tidak bisa menjawab, murid disuruh maju ke depan kelas. Kalau sudah diterangkan, masih tidak bisa, murid diminta berdiri dengan mengangkat satu kaki. Yang namanya pe-er, murid takut banget kalau sampai tidak mengerjakan. Lebih baik nggak masuk sekolah, daripada kena hukuman

1970-an
Masih tak berbeda jauh.  Meski hubungan guru dan murid tak ‘seangker’ era sebelumnya, waktu ia kecil, soal kepatuhan masih belum berubah. Dulu, belum ada internet dan teknologi komunikasi. Televisi juga masih hitam putih dan programnya sebatas berita. Anak justru didorong untuk menonton teve. Ada acara yang wajib ditonton. Murid harus mencatat siaran berita. Acara klompencapir juga harus ditonton untuk dibahas di sekolah.

1980-an
Anak wajib membaca koran dan menonton siaran berita televisi. Harus diakui, sumber informasi dulu hanya dari kedua media itu. Guru tidak segalak era sebelumnya, tapi masih sangat disegani dan dihormati oleh murid. Lagi pula, beban pelajaran belum sebanyak sekarang. Kelas 1, anak hanya ditekankan belajar membaca dan menulis. Menulis sambung saja bolak-balik.

2005 - sekarang
Kelas 1 SD sekarang ada 9 mata pelajaran wajib, yang dulu baru diberikan setelah kelas 3. Makin banyak program tontonan televisi anak. Bahkan, tak jarang anak menonton tayangan yang bukan untuk anak.

 


Topic

#HariPendidikanNasional

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?