Family
Penting! 4 Langkah Deteksi Dini Kekerasan Seksual pada Anak

26 May 2017


Foto: Fotosearch

Akhir-akhir ini ramai beredar kabar grup paedofil yang bergerak di dunia maya. Mereka tidak hanya mencuri gambar anak-anak, tapi juga saling bertukar foto atau video dengan jejaring sosialnya. Salah satu yang baru terungkap adalah kasus kekerasan seksual yang ditayangkan lewat Skype oleh pelaku di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Korbannya adalah anak dan keponakannya sendiri.
 
Insiden pelecehan atau kekerasan seksual yang dilakukan orang terdekat dapat dideteksi dari perilaku anak. Kejadian ini membukakan mata kita bahwa sejatinya para orang tua harus lebih memerhatikan keseharian putra-putrinya. Adakah keluhan fisik yang tidak biasa dari si kecil? Sakit kepala, sakit perut kronis, rasa gatal, infeksi di saluran kemih bisa jadi salah satu gejala yang perlu Anda teliti lebih lanjut. Namun, yang paling mudah dideteksi adalah masalah emosional. Apakah si kecil sering gelisah dan cemas yang terus menerus? Ada korban yang menunjukkan sikap depresi, atau mudah marah secara tiba-tiba. Hal ini bisa muncul karena trauma dan rasa takut pada korban yang merahasiakan kejadian tersebut.

Memang yang paling mencemaskan dari kasus kekerasan seksual baik yang terjadi pada anak maupun dewasa adalah sebagian besar korban tidak melaporkan peristiwa yang terjadi pada mereka. Pada korban anak biasanya terjadi karena mereka tidak paham bahwa dirinya telah mengalami kekerasan seksual. Kenali 8 Fakta Penting Kekerasan Seksual pada Anak
 

Lalu, apa langkah preventif yang harus dilakukan para orang tua?
 
1/ Ajari anak-anak tentang tubuh mereka, tentu saja dengan bahasa sederhana yang mudah mereka pahami.  Beri informasi mana batasan bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain, serta cara membedakan mana sentuhan yang pantas dan tidak pantas. Misalnya, bagian tubuh yang tertutup pakaian dari bahu  sampai lutut tidak boleh disentuh orang lain, kecuali jika itu adalah tindakan perawatan/pengobatan oleh dokter/perawat.
 
2/ Tanamkan kesadaran bahwa orang dewasa dilarang menyentuh mereka di bagian-bagian tubuh terlarang tadi dan mereka berhak menolak dengan tegas jika merasa terancam dan harus segera melapor pada Anda atau orang dewasa lain yang mereka percayai. Ingatkan juga bahwa pelaku kekerasan seksual bisa berasal dari orang yang mereka kenal sehari-hari, seperti guru, mentor, bahkan kerabat dekat—figur-figur yang sebetulnya telah mendapat kepercayaan dari si anak.
 
3/ Ajak mereka untuk selalu menceritakan jika menerima ajakan atau permainan yang ‘tidak biasa’ dan mengganggu dari lawan jenis yang lebih dewasa. Jadilah orang tua yang proaktif. Anda bisa bertanya pada anak Anda jika mereka tampak tidak nyaman berada berdekatan dengan seseorang. 
 
4/ Pelajari fakta-fakta tentang peristiwa kekerasan seksual pada anak agar Anda bisa lebih waspada. Detail setiap peristiwa akan membantu Anda mengenali situasi yang rawan dan menemukan jalan terbaik untuk mengomunikasikan adanya ancaman kekerasan seksual pada anak-anak.  Jangan lupa, Anda tidak bisa melindungi  si kecil sendirian. Ajak pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan si kecil untuk turut waspada dan melindunginya. (f)
 
Baca lebih banyak ulasan tentang kasus serupa di topik KEKERASAN SEKSUAL.
 


Topic

#KekerasanSeksual

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?