Family
Panduan Memanfaatkan Youtube Untuk Orang tua

23 Oct 2018


Foto : Shutterstock
 
Jason Tedjasukmana, Head of Communications Google Indonesia, yang juga menaungi YouTube, mengatakan bahwa situs video sharing ini memiliki 80 pembuat konten di Indonesia dengan lebih dari 1 juta subscribers dan ratusan lainnya dengan lebih dari 100.000 subscribers. Sayangnya, YouTube belum memiliki data berapa banyak YouTuber yang datang dari kalangan anak-anak.
 
Namun, Jason mengingatkan bahwa pada dasarnya YouTube hanya untuk pengguna yang berusia di atas 13 tahun. Kendati demikian, tidak sedikit orang tua yang menjadikan YouTube tak hanya sebagai media hiburan, tapi juga wadah untuk mengekspresikan diri, berbagi keahlian dan pengetahuan mereka, serta menginspirasi orang lain.
 
Maklum saja, anak-anak zaman now, di tengah kemajuan teknologi terlihat makin bebas mengasah imajinasi dan kreativitasnya. Beberapa orang tua yang jeli memanfaatkan hal ini dengan membuat channel YouTube bersama anak-anak mereka dengan konten yang ramah keluarga.
 
Menurut Jason, para pembuat konten YouTube di Indonesia telah memberikan contoh sebagai content creator yang sangat baik. Mereka mewakili generasi Indonesia yang berbakat dan kreatif di mata dunia. Mereka juga menggunakan pengaruh YouTube untuk menginspirasi orang berbuat baik. Ini jugalah yang pada akhirnya mengilhami YouTube untuk membuat program Creators for Change.
 
“Dengan program Creators for Change, YouTube creator telah menjadi panutan. Mereka percaya diri, kreatif, peduli dan sangat bertanggung jawab,” katanya, bangga.
 
Jason mengingatkan para orang tua untuk selalu terlibat dalam pembuatan dan produksi konten ramah anak, seperti YouTube Kids. YouTube juga telah membuat aturan yang sangat ketat tentang YouTube Kids. Bila aturan itu dilanggar, maka bisa saja YouTube melakukan pemberhentian akun.
 
Beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh pembuat konten yang mengkhususkan segmentasinya untuk anak dan keluarga yaitu membuat konten yang menipu atau membingungkan, clikcbait atau spam, pasif (video tanpa narasi dan sulih suara), serta merilis ulang video yang telah diunggah channel lain. Sementara, jenis konten yang baik dan ramah bagi anak dan keluarga adalah konten yang surprising, lucu, menarik, menginsipirasi, berkaitan dengan dunia anak-anak dan keluarga, menyenangkan, menghibur, tidak komersial, imajinatif, fresh, dan konten yang memperlihatkan sikap bijak.
 
“Panduan produksi untuk YouTube Kids adalah pegangan bagi orang tua yang ingin membuat konten dengan anak-anak mereka. Kami juga menawarkan sumber daya bagi orang tua dalam kemitraan dengan media Common Sense,” ujar Jason. (f) 

Baca Juga:

Foto Ayah Menggendong Anak Sedang Viral di Internet. Ternyata Ini Penyebabnya
Belajar dari Gempa Palu dan Donggala. Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Ketika Bersama Anak Saat Terjadi Bencana
Menjauhkan Anak dari Bahaya Radikalisme, Orang Tua Perlu Melakukan Hal Ini


Topic

#family, #youtube, #anak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?