Family
Ketahananan Mental Mampu Mengurangi Angka Bunuh Diri Pada Remaja

4 Dec 2018


Foto: Pixabay
 
Kemampuan menerima kagagalan dengan baik akan membantu anak-anak, khususnya remaja, dalam menghadapi bullying. "Ini juga membuat mereka lebih tangguh dan berprestasi di masa yang akan datang, baik di sekolah maupun di dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Lance King, konsultan pendidikan yang memimpin workshop di ACG School Jakarta.
 
Permasalahan bunuh diri dan bullying memang sangat mengancam kebahagiaan banyak remaja, karena itulah ACG School Jakarta menghadirkan Lance untuk memberikan workshop tentanga ketahanan mental.
 
Lance mengatakan bahwa anak-anak muda seharusnya tidak terlalu terobsesi dengan istilah “kegagalan”. Kita perlu membantu anak-anak remaja untuk memahami bahwa kegagalan hanya merupakan bagian dari proses, bukan berarti langkah kita dalam mencapai tujuan sepenuhnya terhenti.
 
Saat mengalami kegagalan, seorang anak semestinya belajar bahwa ternyata ada sesuatu yang belum dilakukan dengan benar atau maksimal.
 
“Anak muda yang menerima kegagalan dengan baik, mereka bisa menerima kesalahan mereka, bertanggung jawab, mencari tahu kesalahan apa yang mereka lakukan, memperbaiki, dan mencoba kembali. Saya rasa kemampuan untuk menerima kegagalan merupakan langkah pertama agar anak muda dapat belajar menjadi pribadi yang lebih tangguh,” katanya.
 
Lance mengungkapkan bahwa bila saja seorang anak tidak memiliki faktor perlindungan yang bisa menumbuhkan ketahanan mental, misalnya keluarga yang peduli, setidaknya satu orang dewasa yang suportif dan hubungan positif dengan teman-teman sebaya, maka anak ini akan lebih cenderung merasa “tidak berguna”. Perasaan tersebutlah yang menjadi faktor utama penyebab bunuh diri oleh remaja.
 
Demikian dengan bullying di sekolah, masih dan selalu saja terjadi. Maka untuk menghadapinya, anak-anak anak-anak perlu mempelajari strategi sederhana tentang ketahanan mental, sehingga mereka bisa menghadapi bullying dan menumbuhkan kekuatan dari situ.
 
“Jika sejak muda para remaja telah mempelajari pentingnya ketahanan mental dan cara menerima kegagalan dengan baik, maka di masa depan mereka akan siap menghadapi permasalahan yang lebih pelik dalam kehidupan mereka,” tuturnya.
 
Lance menambahkan bahwa banyak anak remaja yang tidak bisa menerima kegagalan diri sendiri. Reaksi mereka biasanya menyalahkan orang lain, berpura-pura bahwa mereka tidak peduli terhadap hasil akhir, atau membuat drama sehingga mereka tidak perlu menghadapi dan terlibat dalam kegiatan yang bisa berujung pada sebuah kegagalan.
 
Lance mengimbau agak guru maupun orang tua harus membantu anak-anak untuk menyadari bahwa kegagalan adalah bagian yang penting dalam proses pertumbuhan dan pembelajaran.
 
“Sekolah harus bisa mengubah defisi gagal dan menciptakan suasana kelas yang membuat anak merasa aman ketika mereka gagal. Dengan begitu, mereka bisa mempelajari reaksi kegagalan mereka sendiri dan berlatih agar bisa menerima kegagalan dengan baik di masa depan” katanya.
 
Shawn Hutchinson, kepala sekolah ACG School Jakarta dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa ketahanan mental merupakan bagian dari program pelatihan di sekolah. Kemampuan ini sangat penting untuk dimiliki oleh siswa berusia tujuh dan sepuluh tahun, fase dimana mereka banyak menghadapi perubahan dan ketidakpastian dalam kehidupan.
 
“Selama ini, banyak sekolah menekankan pentingnya teknologi dan kurikulum pembelajaran. Namun, pada akhirnya, kita harus membekali anak-anak muda dengan kemampuan yang dapat mereka andalkan dalam kehidupan nyata. Jika tidak, maka selamanya mereka akan terus bergantung pada orang lain,”  katanya.
 
Shawn mengungkapkan, ketahanan mental bukan berarti harus menelan semua kegagalan bulat-bulat. Tetapi belajar dari kegagalan dan mengembangkan kemampuan untuk mengalahkan tantangan, permasalahan, atau pengalaman dan perasaan yang negatif.
 
“Salah satu faktor penting dalam membangun ketahanan mental siswa adalah dengan menjalin hubungan yang baik dengan orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sekitar mereka,” katanya.  
 
Selain ketahanan mental, sangat penting bagi anak untuk memiliki kemampuan lain seperti penentuan tujuan hidup, perencanaan, pemecahan masalah, kemandirian, ketegasan, ketekunan, dan kemampuan berpikir kritis. (f)

Baca Juga:

Gerakan Cegah Stunting Di Jawa Barat, Jangan Lagi Ada Anak Kerdil
Ini Dampak Kesepian Terhadap Kesehatan Generasi Z
Kenali Depresi Pada Anak Sejak Dini Lewat Kuis Singkat Ini




 


Topic

#bullying, #remaja, #bunuhdiri

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?