Family
Curhat dan Tip Yang Bisa Anda Contoh Untuk Mencegah Anak Kecanduan Gadget

6 Nov 2018


Foto: Shutterstock

Survei Nielsen 11 kota besar di Indonesia (2017) menemukan 24% gen Z anak-anak (usia 10-14 tahun) sudah memiliki ponsel pintar. Sebanyak 58% gen Z remaja (15-19 tahun) telah memiliki ponsel pintar. Sebanyak 75% gen Z remaja mengakses internet rata-rata 2,5 jam per hari atau lebih lama satu jam dibandingkan gen Z anak-anak. Sebanyak 47% gen Z remaja mengakses internet rata-rata 1,5 jam per hari atau lebih lama satu jam dibandingkan gen Z anak-anak. 

Masalahnya, kelekatan dengan ponsel juga bisa membawa masalah. Simak curhat para ibu berikut ini dan tip dari pengajar yang bisa Anda jadikan contoh. 


Vaniza Andhika Dewi, 36, Facility Manager, Depok
Mengubah Kebiasaan Sebelum Terlambat
 
Sebagai wanita bekerja, pergi pagi pulang malam sudah menjadi rutinitas, terutama saat Ila (10) masih balita, ketika saya membangun karier. Hingga suatu hari saya merasa anak-saya mulai menjauh dari saya. Tiap didekati dan mengajaknya ngobrol, ia malah lari menjauh. Seperti asing dengan ibunya sendiri.
 
Yang lebih mengkhawatirkan adalah ketergantungannya pada gadget. Karena anak tunggal dan di rumah tidak ada teman bermain, saya memberinya ponsel untuk hiburan. Tapi, lama-kelamaan saya melihat ada perubahan pada perilakunya. Dari siang sampai malam, Ila tidak bisa berpisah dari ponselnya. Bangun tidur langsung mencari ponselnya. Kalau sudah main game, jangankan bisa diajak bicara, dipanggil namanya pun ia tidak akan mau menoleh.
 
Ila makin tenggelam dengan ‘dunianya’ sendiri dan terkesan tidak berminat untuk berinteraksi dengan orang lain. Sedih rasanya melihat Ila seperti itu. Apalagi ia juga sering menyatakan bahwa ia merasa kesepian. Saya berusaha memutuskan ikatan kecanduan Ila dengan membatasi pemakaian ponsel. Ila hanya boleh bermain dengan ponselnya selama 1 jam per hari, itu pun setelah ia selesai mengerjakan PR-nya di malam hari.
 
Ponsel tidak lagi digunakan untuk bermain game saat saya sedang bekerja, tapi hanya boleh digunakan untuk menelepon atau video call saya saat Ila sedang kangen. Handphone juga dipegang oleh neneknya supaya bisa terkontrol.
 
Demi bisa mengisi kesepian Ila, saya juga berusaha mengurangi kesibukan bekerja. Tiap kali ada tugas ke luar kota, sebisa mungkin saya bawa Ila. Saya juga memberinya pengertian bahwa saya bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhannya, bukan karena saya ingin meninggalkan, apalagi mengabaikannya.
 
Seiring waktu, Ila sudah tidak lagi kecanduan gadget dan ia jadi lebih mau berinteraksi dengan orang lain. Meski sibuk, saya berusaha menjaga komunikasi kapan pun ada kesempatan. Saya memperlakukannya seperti sahabat, sehingga Ila juga nyaman untuk bercerita apa pun, mulai dari soal tugas-tugas sekolah hingga masalah cowok.
 


Topic

#family, #gadget

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?