Family
Bagi Orangtua, Pantau Anak Dalam Memakai YouTube dengan Cara Ini

24 Jul 2017


Foto: Pixabay

Jika ditanya tentang hiburan yang paling disukai anak, maka YouTube menjadi jawabannya. Yap, dengan memegang gadget, anak menjadi anteng ketika menonton video-video yang disajikan di YouTube. Sebagai orangtua, kita harus mendampingi anak agar mereka tidak kebablasan menonton di YouTube, plus menghindari mereka menonton video yang tidak seharusnya ditonton anak. Fibriyani Elastria, Product Marketing Manager YouTube dari Google Indonesia memberikan 3 tip berikut.
 
1/ Pasang Restricted Mode
Video di YouTube sangatlah beragam. Ada yang bisa ditonton anak, namun tidak sedikit pula yang diperuntukkan orang dewasa. Oleh karena itu, kita harus membatasi video yang bisa ditonton anak. Buka setting, lalu klik bagian General dan pilih Restricted Mode menjadi On. Dengan begitu,YouTube tidak akan menayangkan video-video yang isinya tidak layak tonton berdasarkan laporan penggunanya.
 
“Cukup banyak orangtua yang belum tahu tentang fitur ini. Jadi jika kita mengetahuinya, sebarkan ke orangtua lain,” jelas Fibri di acara temu media Google for Parents yang berlangsung 19 Juli di kantor Google Indonesia.
 
2/ Report video
Sudah mengaktifkan restricted mode tapi masih ada saja video aneh yang muncul? Flag video tersebut. Caranya mudah. Klik titik tiga di atas kanan video, ada gambar bendera bertuliskan ‘Report’. Nantinya muncul alasan mengapa menurut kita video ini tidak layak ditonton anak. Misalnya, mengandung unsur terorisme, atau bisa menimbulkan suatu provokasi. Klik alasan yang paling sesuai.
 
“Kadang kita melihat video jenis ini beredar di media sosial, tapi kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Jika videonya berasal dari YouTube, kita tinggal melaporkannya,” tambah Fibri.
 
3/ Membuat playlist
Kenapa membuat playlist bisa membantu memonitor video yang ditonton anak? Soalnya, ketika seorang anak sudah menyukai video tertentu, biasanya dia cenderung menontonnya berulang kali atau menonton video lain yang sejenis. Namun, kadang setelah video tersebut ditonton, ada video lain yang otomatis terputar—dan ini belum tentu layak ditonton anak.
 
Untuk membuat playlist, kita tinggal klik tanda tiga garis plus di atas kanan, lalu pilih ‘create new playlist’. Kita akan diminta untuk menulis nama playlist tersebut—misalnya dengan nama anak. Di sini kita bisa pilih mau private alias hanya kita yang dapat menonton video di playlist tersebut, atau dibikin non-private sehingga kita bisa share ke orang terdekat yang juga punya anak.
 
Begitu video di playlist dimainkan, maka anak hanya bisa melihat video-video yang ada di folder tersebut. Anak pun terhindari dari video tidak layak tonton!

4/ Tonton YouTube di TV melalui Chromecast
Chromecast adalah dongle TV (sejenis alat seperti USB atau modem) yang memungkinkan pengguna melakukan streaming video online dari smartphone, tablet, atau laptop ke layar televisi, selama terhubung dalam jaringan yang sama. Kita cukup memasangnya di konektor HDMI TV dan colokan USB atau listrik untuk mendapatkan daya. Untuk streaming video, kita harus melakukan update terbaru aplikasi YouTube lebih dulu. Nantinya, tinggal mainkan video di ponsel dan ponsel pun berfungsi selayaknya remote. Selama video tayang, ponsel tetap bisa digunakan untuk fungsi lainnya. Kita jadi lebih mudah memantau video-video anak, deh, karena ditayangkan di televisi. (f)

Baca juga:
5 Tip Bagi Orangtua untuk Menerapkan Internet Aman Bersama Anak
Stres Punya Anak Rewel, Curahkan Perasaan Anda dengan Menulis
Kenalkan 4 Mainan Tradisional Pada Anak, Yuk!


Topic

#internet, #anak, #keluarga

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?