Family
5 Tip Agar Anak Tidak Bicara Kasar dan Kotor

23 Mar 2017


Foto: Fotosearch

Keterampilan berbahasa anak saat ini sedang berkembang pesat. Bagaikan spons, ia menyerap semua kata “baru” yang ia dengar dari lingkungan –yang kemudian ditirunya untuk diucapkan. Tantangannya, tak semua kata itu baik, sopan bahasa dan berpotensi menyinggung perasaan orang lain. Betapa kagetnya kita saat mendengar anak memaki “sialan” atau “goblok”.

Nyatanya, kata-kata terucap seolah menarik karena ia lihat di televisi atau lewat orang di sekelilingnya, sehingga ia pun beranggapan bahwa kata-kata tersebut akan menyenangkan untuk diucapkan. Berikut lima tip agar anak tidak lagi berkata kasar dan kotor seperti yang dilansir dari situs Ayahbunda.

1. Tidak marah, tidak tertawa
Tak perlu langsung marah, membentak, bahkan memberi hukuman fisik, saat Anda mendengar anak bicara kasar. Di usia ini, anak belum memiliki “saringan” untuk membedakan mana kata yang baik, yang buruk, dan bisa menyinggung perasaan orang lain. Umumnya, anak usia ini juga gemar mencermati reaksi orang lain atas perbuatannya. Reaksi “heboh”, mimik, ekspresi maupun gerak tubuh Anda justru akan membuatnya semakin tertarik untuk mengucapkannya kata-kata tersebut di lain waktu. Dan, meski ia takut saat Anda memarahinya, ia juga memaknai hal itu sebagai bentuk kesenangan karena Anda telah memberikan perhatian kepadanya. Bersikaplah dengan tenang, lalu tanyakan baik-baik dari mana ia mendengar perkataan itu. Sehingga Anda bisa mewaspadai sumber-sumbernya. Sebaliknya, hindari tertawa menganggap hal itu lucu. Anak mengira bahwa kata-katanya mendapat persetujuan dari Anda dan ia akan mengulanginya di lain waktu untuk menghibur atau mencari perhatian.

2. Konsisten memberitahu
Perlu waktu yang cukup panjang untuk membuat ia memahami baik atau tidaknya kata-kata yang ia ucapkan. Daya ingat dan konsentrasi anak usia ini masih dalam tahap perkembangan, maka ia pun butuh waktu untuk benar-benar merekam serta memahani bimbingan Anda agar tidak menjadikan hal itu sebagai kebiasaan. Agar memudahkan ia untuk merespon Anda, bimbing ia secara konsisten dan pilih waktu yang tepat, misalnya saat suasana hatinya senang dan tidak dalam kondisi lelah. Bisa juga dengan membacakan buku cerita yang temanya berkaitan dengan perilakunya saat ini.

3. Lakukan investigasi
Saat ia bermain bersama teman-temannya, cermati anak yang memberi pengaruh buruk padanya. Bila masih dalam batas kewajaran, biarkan saja ia bermain bersama –terlalu membatasi pergaulannya tentu tak baik bagi perkembangan keterampilan sosial anak. Ikut bermain bersama bisa memberi kesempatan untuk langsung memberitahu dan membimbing anak yang berbicara kasar. Bila Anda merasa pengaruh teman-temannya sudah melebihi batas, beralihlah ke tempat bermain lain atau adakan playdate bersama anak dari para orang tua yang Anda tahu betul gaya pengasuhannya.

4. Kompak dengan pengasuh
Berikan pengarahan mengenai perilaku balita dan target perubahan perilaku yang Anda harapkan. Beritahu pula contoh-contoh tepat dan nyata bagaimana menangani anak saat ia berbicara kasar, misalnya dengan tidak merespon berlebihan, mengalihkan perhatian anak bila teman bermainnya mulai mengucapkan kata kasar, dan perlu sabar dan konsisten ketika memberitahu anak asuhnya.

5. Kenalkan konsekuensi
Bila sudah dua kali diperingatkan namun anak masih juga berbicara kasar, Anda perlu mendisiplinkannya. Katakan dengan tenang namun tegas, “Kevin, Ibu sudah kasih tahu dua kali, kamu tetap berkata kasar. Sekarang Kevin tidak boleh makan es krim yang kemarin kita beli.” Tunjukkan pada anak bahwa Anda tidak suka pada perbuatannya. Bisa pula Anda membuat tabel perilaku baik dan buruk, lalu beritahukan fungsinya pada anak. “Lihat, bunda buatkan ini untuk kamu. Kalau kamu berbuat baik, bunda akan beri tanda bintang dan kamu dapat hadiah. Tapi kalau kamu masih berucap kasar, bunda akan memberikan tanda silang dan kamu akan mendapatkan hukuman.” Berikan 5-10 batasan, hukumannya bisa berupa time out, membatasi waktu menonton televisi, games, atau tidak memperbolehkan ia menyantap hidangan kesukaannya. Membatasi anak dari hal yang ia gemari akan terasa sangat tidak menyenangkan baginya, sehingga akan membuatnya meninggalkan perilaku buruk demi memperoleh kesenangannya kembali. Sebaiknya bila ia tidak lagi mengulang kata-kata kasarnya, beri pujian. (f)

Baca Juga:

Tim Ayahbunda/KAT


Topic

#anak, #pendidikananak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?